Cari Blog Ini

Kamis, 06 Oktober 2011

Bertanya pada Enthung, "enthung...enthung endi lor endi kidul..."



Tiba-tiba saja semalam saat memikirkan "jobs list" yang harus tuntas minggu ini, tanpa permisi ada yang lewat, ... ingatan masa kecil yah aku teringat lagi masa anak-anak puluhan tahun silam, kemudian lintasan memori itu terhenti pada sebuah nyanyian jenaka by anonim yang sering kali disenandungkan anak-anak pada masa itu ketika mereka menemukan enthung (kepompong) ..." enthung - enthung ngendi lor, ngendi kidul .....enthung - enthung ngendi lor, ngendi kidul",  dan si enthung pun akan meliuk - liukkan bagian ekornya menari ... hmmm hanya dengan permainan itu dulu rasanya sudah cukup mengasyikan ... gak butuh PS3 ... gak perlu keluar modal, paling cuma butuh untuk sedikit "nruthus" dan kadang harus menerima akibatnya ... yah paling banter ..."gathelen".

Entah mengapa pikiranku tergelitik dengan syair jenaka tersebut dan jadi ingin menginterpretasikan apa sih yang tersembunyi dibalik syair tersebut, ... kenapa sih dlm syair tersebut kita disuruh bertanya arah kok kepada enthung ? ... ada apa dengan enthung ?.
Menjadi Enthung/kepompong adalah jenjang yang harus dilalui oleh larva atau ulat untuk menjadi serangga dalam proses metamorvosa (yang paling sering kita lihat yaitu Ulat menjadi Kupu-kupu). Ia merupakan proses untuk naik jenjang menjadi "ada" dalam siklus kehidupan kupu-kupu, ... Ya sebuah proses transformasi kehidupan yang sangat hebat dari "tidak ada" menjadi "ada". Dan perjuangan yang harus ditempuh Ulat pun tidak pula ringan, ia harus rela untuk diam, tidak makan - minum berhari-hari dan berkonsentrasi penuh sehingga nampak oleh kita seolah-olah Ulat ini mati. Hebatnya lagi cara puasa dan pemusatan konsentrasi tersebur menghasilkan sistem pertahanan dan perlindungan diri yang luar biasa, ... Keringat/cairan yang keluar dari tubuh ulat membentuk jaringan kulit baru yang lebih keras dan kaku dan menjadi perisai untuk jasadnya dari serangan cuaca dan pemangsanya. Berhari-hari ia berada dalam sistem perlindungan diri ini dan pelan-pelan syaraf2 nya bekerja menumbuhkan kaki ,...sayap ...antena .... dan berubahlah ia menjadi makhluk yang baru "kupu-kupu'. .... Subhanallah ... Allahuakbar !

Oooo Hebat ... Super !, Entah siapa yang menciptakan syair "Enthung - enthung ... ini dulu memang hebat, ternyata dibalik syair yang amat sederhana dan jenaka itu ada pesan yang luar biasa, ... 100 jempol untuk Simbah !.
Syair tersebut secara tersirat menyuruh kita untuk berkaca pada apa yang terjadi dengan Enthung/Kepompong, Bingung ?.... tak tahu arah ?, bertanyalah pada Enthung !. Ya.... seharusnya kita patut berkaca pada si Enthung yang hebat ini ketika kita bertemu dengan 'kebuntuan' dalam menghadapi masalah kehidupan.
Masalah pasti datang dalam kehidupan yang harus kita jalani, jadi harus kita terima ,... harus kita lalui ...harus kita atasi, tapi bagaimana ?, mari bertanya pada Enthung ( dan pasti dia tidak bisa jawab bro ha...ha...!).
Well mari kita melihat pada proses si Ulat, ... ketika ia sudah sampai pada umur untuk "naik tingkat" menjadi lebih indah, ia berhadapan dengan masalah "aku kan tidak punya sayap, kakiku pendek, aku kan jelek ...dll!, dan semua keberadaanku ini memang diciptakan oleh Sang Penciptaku !", Ia sadar akan masalahnya yang banyak namun ia pun sadar akan tujuannya "menjadi lebih indah/lebih baik". Maka ia pun berhenti sejenak dari semua aktivitas "mencari makan"nya dan memfokuskan diri pada tujuan "menjadi lebih baik", ia bertapa dan hanya memikirkan tujuannya.
So kita bisa mencontoh metode "problems solving" si Ulat ini dalam mengurai masalah tho ?!. Kita pahami saja masalah sebagai tool... alat uji bagi kita untuk menaikkan kualitas diri jadi ya harus dijalani ...harus dipecahkan !. Kita perlu berhenti sejenak juga ketika terbentur masalah, ...stop aktivitas ... berpuasa ... diam dengan kepasrahan total mengembalikan semuanya kepada Pencipta kita ... Allah dan hanya memfokuskan diri pada keinginan ... berdo'a/meminta untuk "menjadi lebih baik", proses ini pun akan menghasilkan energi besar yang mampu melindungi kita dari serangan/masalah berikutnya ( gak percaya ?, coba pikir : loe lagi jalan ... terus ketemu jurang dan loe gak mau berhenti dulu mengamati ... trus mondar-mandir aja mau terus kecemplung mau balik gak bisa ... yah capek lah loe mungkin malah kehabisan tenaga buat nerusin perjalanan ... iya kan ?).

Anyway "berhenti" sejenak itu penting untuk bisa mengurai masalah, mengenalinya satu demi satu dan memasrahkan semuanya pada Sang pencipta, fokus pada tujuan "menjadi lebih baik" (ini kuncinya), Maka Insyaallah kita dengan energi yang dihasilkan oleh proses 'Diam" ini pun akan bisa seperti halnya kisah Si Ulat "mentransformasi" semua "problems" menjadi "Solution" bahkan menjadi "Opportunities" dalam jenjang kehidupan kita.
Wise man say : " Kenali semua "kekurangan"mu dan engkau akan bertemu dengan semua "kelebihan"mu yang akan mengantarkan mu menuju "sukses" !.

Jadi kalau saat ini kamu lagi bingung,  pergilah ke kebun ... dan bertanyalah pada enthung :
" Enthung ... enthung ngendi lor ngendi kidul ?...."

Salam Cinta ! - 61011

1 komentar:

  1. Coba ditulis ulang , diperbaharui dalam suasana pandemi Covid19...Agar menginspirasi, tetap semangat menuju perubahan.

    BalasHapus